Perempuan

Produk Ramah Lingkungan Inovasi Tiga Perempuan

Tiga perempuan pengelola UMKM yang terus berinovasi mengembangkan produk ramah lingkungan.

Published

on

Oleh: Anatasya Patricia Kilis

Jessica Halim, Ovy Sabrina, dan Kharolin Amazona merupakan tiga dari sekian banyak perempuan pengelola UMKM yang terus berinovasi mengembangkan produk-produk ramah lingkungan di tengah berbagai tantangan pandemi.

Jessica Halim, yang kini tinggal di Jakarta, melalui Demi Bumi mengaktualisasikan kepeduliannya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Dengan menjual produk ramah lingkungan dan mendaur ulang, ia turut memberikan solusi sekaligus mengedukasi khalayak umum.

 ”Tujuan Demi Bumi adalah mengedukasi orang, dan dari edukasi itu kita memberikan solusi,” ungkap Jessica dalam wawancara melalui Zoom (27/10)..

Demi Bumi memproduksi produk alternatif pengganti barang-barang yang berpotensi menjadi sampah dan mencemari lingkungan, seperti pembungkus makanan lilin lebah pengganti cling wrap, tas kulkas sayur untuk digunakan berulang, sedotan stainless, tisu dan kapas kain, sabun dari buah lerak, hingga kantong singkong.

Beberapa produk Demi Bumi.
(Sumber: akun instagram @demibumi.shop)

Dihadapkan pada pandemi, Demi Bumi mengembangkan inovasi produknya dengan mengolah sampah barang bekas, menjadi benda yang berbobot tinggi dan memiliki manfaat, diantaranya: tirai jendela yang tak lagi digunakan terolah menjadi tas, kemasan plastik saset biji kopi menjadi wadah snack, kain perca dari sisa katalog sampel kain yang diubah menjadi masker.

Melalui Demi Bumi, ia turut membantu pekerja perorangan mengembangkan kecakapan dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak dan komunitas di Jakarta selama pandemi.

Jessica Halim dengan salah satu produk Demi Bumi.
(Sumber: akun instagram @demibumi.shop)

Memaksimalkan pendekatan eco awareness, ia berharap konsumen produknya adalah orang yang konsisten ingin mengubah pola hidup dan pola pikir terhadap barang sekali pakai menjadi barang yang bisa digunakan berulang.

“Kami ingin orang yang membeli barang Demi Bumi sudah tahu dulu alasannya kenapa mereka ingin membeli barang-barang pengganti plastik sekali pakai, sehingga perubahannya konsisten,” jelasnya.

Dalam era pandemi, keterbatasan kontak fisik membawa tantangan yang tak mudah.

 “Sebelum pandemi ada kontak fisik dalam pekerjaan dan pemasarannya, sedangkan di masa pandemi kita semua membatasi kontak fisik. Misalnya, penjualan di mall berkurang drastis. Namun ada konsumen yang berminat selama pandemi ini, yaitu Kem Chicks Supermarket. Mereka mengontak kami dan ingin barang kami dijual di sana. Ini membantu sekali,” kata Jessica.

Ia bersama partner foundernya selalu berupaya mengembangkan varian produk untuk menjawab permintaan yang beragam dari konsumen. Demi Bumi berusaha menjangkau khalayak umum dalam negeri untuk tergugah akan pentingnya kesadaran hidup terkait konsep ramah lingkungan, dan menyediakan produk alternatif untuk mendukung perubahan kebiasaan terhadap barang plastik sekali pakai yang berpotensi menjadi sampah.

Senada dengan Jessica Halim, Ovy Sabrina melalui Rebricks yang berbasis di Jakarta memproduksi bahan bangunan dari daur ulang sampah plastik tertolak.

 “Rebricks menawarkan solusi dengan mengubah jenis-jenis sampah tertolak menjadi bahan bangunan,” jelasnya.

Plastik kemasan seperti saset plastik multilayer dan pembungkus saset lunak yang kebanyakan masih tidak didaur ulang dan belum maksimal pengelolaannya diolah Ovy menjadi bahan bangunan, dengan dua jenis produk utama yakni bata beton dan batako.

Walau terbuat dari sampah daur ulang, kualitas dan harga produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan olahan konvensional. Termasuk selama pandemi ini.

“Pandemi membuat banyak orang tinggal di rumah sehingga menyadari permasalahan sampah. Kami melihatnya, pandemi ini mendukung bisnis sustainable, karena situasi pandemi mendorong orang-orang untuk lebih terbuka matanya tentang sampah, istilahnya tentang bagaimana lebih bertanggung jawab dalam hidup,” kata Ovy dalam wawancara melalui Zoom (26/10).

Ovy Sabrina dengan produk utama Rebricks.
(Sumber: laman CNBC Indonesia)

Produk UMKM Rebricks yang mulai dipasarkan pada November 2019 berhasil meningkatkan penjualannya lima kali lipat pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Pemasaran produk secara langsung yang terbatas akibat pandemi membuatnya memaksimalkan pemasaran daring, melalui Instagram, WhatsApp, dan laman Rebricks.

Dalam pemasarannya, meskipun sejauh ini para konsumen adalah orang-orang yang memahami bahwa produk Rebricks hadir dengan konsep ramah lingkungan, ia ingin menjangkau masyarakat umum dalam negeri agar turut berperan mengelola dan memaksimalkan pemanfaatan sampah plastik.

Sementara itu, di Yogyakarta, Kharolin Amazona menghasilkan produk fashionable berbasis kearifan lokal yang ramah lingkungan. melalui Menganyam Pesisir, sebuah kewirausahaan sosial dalam UMKM.

Menganyam Pesisir menghasilkan produk natural seperti kriya anyaman, batik dengan beragam corak yang menggunakan pewarna alami indigofiera dan produk fesyen lain berbahan dasar pandan laut.

“Kami berusaha menghasilkan produk yang ramah lingkungan, seperti kriya anyaman, baju dengan pewarna alami indigofiera dan produk lain dari bahan katun,” ucap Kharolin dalam wawancara melalui WhatsApp (27/10).

Beberapa produk Menganyam Pesisir.
(Sumber: akun instagram @menganyampesisir_catalogue)

Berada di Yogyakarta yang merupakan destinasi wisata banyak orang, awalnya sasaran produk ini adalah pengunjung/wisatawan, namun kini pemasaran digital membawa jangkauan lebih luas bagi kalangan umum.

Pandemi yang berdampak terhadap turunnya angka penjualan mendorongnya menjadikan harga produk lebih terjangkau, lebih membangun branding, dan banyak berkolaborasi dengan kewirausahaan sosial lainnya.

Kharolin bersama batik yang dihasilkan Menganyam Pesisir.
(Sumber: akun instagram @kharolinamazona)

Selain itu, Kharolin juga antusias berperan dalam pemberdayaan perempuan di wilayah pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta melalui pembekalan ilmu yang dikemas dalam skill training, mentoring dan entrepreneurship.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.