Perempuan

Perempuan Muda Mempertahankan Bisnis di Tengah Pandemi

Berwirausaha di masa pandemi Covid-19 bagai berada di “Samudera Merah Darah”.

Published

on

Oleh: Muhammad Fachri Shandika Iman

Jakarta – Berwirausaha di masa pandemi Covid-19 bagai berada di Samudera Merah Darah adalah ungkapan yang disampaikan Namira Syahla (22), mahasiswi yang baru memulai bisnis busana perempuan bernama “Re Up” bersama temannya Februari 2021.

Namira mengatakan bahwa memulai bisnis busana di masa pandemi tidak semudah yang dia bayangkan. Menurutnya banyak kompetitor dengan produk yang sama. “Di awal saya optimis. Saya merasa pasti orang-orang yang rapat online pun tetap butuh baju. Cuma saya tidak memprediksi pasarnya seluas apa,” kata Namira.

Namira mengaku, dengan modal terbatas sekitar lima juta rupiah dirinya harus bekerja keras untuk mempertahankan bisnis. Apalagi, saat ini dia masih sibuk dengan kuliahnya. “Sering banget saya kesulitan memfollow up aktivitas bisnis, karena ada kesibukan lain di akademik, skripsi, magang, dan sebagainya,” ungkapnya.

Mahasisiwi salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta ini berpendapat, pandemi Covid-19 menuntutnya untuk mengoptimalkan promosi usahanya secara daring. Namun, dia mengaku belum memiliki pengalaman yang cukup untuk bersaing di dunia digital. Oleh karena itu, Namira membutuhkan pendampingan mentor untuk bisa membantunya dalam memberikan masukan dan mengembangkan relasi.

Dituntut Berinovasi

Mengelola bisnis di masa pandemi juga dirasakan Natania Winoto (21). Mahasiswi asal DKI Jakarta ini memulai bisnis buket bunga bersama saudaranya sejak tahun 2018, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Namun, upayanya untuk membangun bisnis bernama “Faveur Florist” ini mengalami tantangan saat pandemi.

Pencatatan pesanan buket bunga Faveur Florist (Sumber: Dokumentasi Narasumber)

Natania mengaku, selama pandemi COVID-19 kualitas bunga yang dihasilkan petani sangat menurun. “Lagi zaman pandemi ini kadang suka banyak yang gagal panen. Banyak banget yang hasil panennya itu tidak sebagus dulu, karena petani juga terdampak pandemi,” kata Natania.

Natania menambahkan, pandemi juga membatasi mobilitas logistik dalam pemenuhan pasokan bunganya. Namun, kondisi tersebut justru mendorongnya untuk berkreasi dalam keterbatasan. Salah satunya dengan membuat produk-produk baru dan mengoptimalkan penjualan bunga kering.

“Waktu itu juga sempat bunga bener-bener tidak ada sampai cari ke mana tidak ada yang jual, pas lagi PPKM kemarin, aku akhirnya jual Dried Flowers (bunga kering),” jelas Natania.

Natania Mengaku mengalami kesulitan saat dihadapkan pada keterbatasan selama pandemi Covid-19.

Wadah Pengembangan Diri

Keinginan untuk memulai bisnis tidak hanya dirasakan oleh Natania dan Namira. Banyak juga mahasiswi yang ingin memulai bisnis, tapi terhambat oleh minimnya akses pelatihan dan jaringan.

Oleh sebab itu, sebuah komunitas dibentuk untuk membantu para mahasiswi yang ingin mengembangkan karir mereka termasuk di bidang kewirausahaan. Komunitas ini bernama Universitas Indonesia Women In Business (UI WIB).

Co-president UI WIB, Jane Nababan (21) mengatakan, komunitas ini dibentuk tahun 2020 dengan fokus pengembangan karir perempuan dan edukasi gender. “UI WIB itu sendiri tujuan awalnya berdiri karena masih banyak mahasiswi yang belum mengetahui peluang karir setelah selesai kuliah,” ungkap Jane.

Jane menyampaikan bahwa banyak perempuan menghadapi ketidaksetaraan dalam dunia kerja. Oleh karena itu, UI WIB mengajak mahasiswi menyadari pentingnya mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia kerja. Tak terkecuali bagi mereka yang ingin berwirausaha.

Lebih lanjut, Jane mengungkapkan bahwa UI WIB merencanakan suatu program yang disebut Womenpreneurs. Dalam program ini akan  dikumpulkan wirausahawan perempuan yang ada di UI agar bisa dibantu  untuk mempromosikan merek dagang mereka. Sejalan dengan pendapat Namira, Jane mengatakan, penting bagi pebisnis pemula untuk mencari mentor dan menyusun model bisnis agar pengembangan usaha menjadi lebih terarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.