Perempuan

Pendekar Biru: Kader Perempuan Surabaya Selama Pandemi

Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, berbagai elemen masyarakat saling bahu-membahu membantu satu sama lain.

Published

on

Oleh: Anneke Putri Satrio

Surabaya – Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, berbagai elemen masyarakat saling bahu-membahu membantu satu sama lain. Tak terkecuali para perempuan. Pada Februari 2021, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya secara resmi membentuk tim baru untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai adaptasi kebiasaan baru dan membantu percepatan vaksinasi Covid-19 di kota Surabaya.

Tim tersebut diberi nama Pendekar Biru (Pendampingan Oleh Kader dalam Rangka Adaptasi Kebiasaan Baru). Laili Nurul Hakima, pendekar asal kelurahan Babatan menjelaskan bahwa tugas utama untuk penyuluhan terbilang cukup sulit. Salah satu momen awal perjuangan para pendekar ini ialah saat dilaksanakannya vaksinasi untuk para lansia dulu.

“Kami jalan, kami bantu Puskesmas untuk menarik para lansia yang masih takut maupun tidak diizinkan oleh anaknya karena adanya hoaks. Pendekar Biru berusaha melawan hoaks dan menjaga warga supaya tidak kena hoaks,” kata Hatima.

Para pendekar getol melancarkan upaya melawan hoaks melalui penyuluhan tatap muka ke setiap RT, sharing dengan komunitas dan menjawab pertanyaan warga. Selain itu mereka juga melakukan upaya di ruang digital melalui status WhatsApp maupun berbagi informasi di beragam grup WhatsApp.  

“Mengubah mindset orang itu kan sulitnya sekali,” tambah Hatima. Tidak hanya penyuluhan tatap muka atau melalui media digital, Pendekar Biru juga diterjunkan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk ikut membantu pelaksanaan vaksinasi. Mulai dari vaksinasi di wilayah kelurahan dan kecamatan, vaksinasi massal di Gelora 10 Nopember dan Lapangan Thor, vaksinasi bagi penyandang disabilitas, vaksinasi dari Polrestabes Surabaya, hingga vaksin at the Mall.

Peran Pendekar Biru dalam beragam kegiatan vaksinasi antara lain  adalah sebagai petugas registrasi, admin vaksinasi, pengarah calon penerima vaksin, dan bahkan admin P-Care yang berkaitan dengan penerbitan sertifikat vaksin.

Siti Maisarah, Pendekar Biru asal kelurahan Balas Klumprik menjelaskan bahwa sekarang ini Pendekar Biru juga sedang berkolaborasi dengan Satgas COVID-19 untuk pendampingan protokol kesehatan di tempat warga yang mengadakan kegiatan luring. “Sudah dari vaksinasi, malamnya misalkan kita dibutuhkan untuk pendampingan prokes ya kita jalan lagi,” jelas Mai.

Sebagai tugas harian lainnya, para pendekar juga hampir setiap hari membantu Puskesmas untuk pendampingan vaksin. Bahkan tak jarang berperan sebagai call center terutama ketika situasi darurat. “Seperti waktu bulan Juli kemarin kan badai COVID-19, ya. Itu nggak hanya tanya vaksin tapi juga tabung oksigen, rumah sakit yang kosong, ambulans,” kata Mai.

Infografik Pendekar Biru

Hisaanti Farayi, salah satu warga Karangan Jaya mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya kader Pendekar Biru di daerah tempat tinggalnya. “Waktu itu aku sedang butuh vaksin. Pendekar Biru di kelurahan Babatan membantu banget buat aku bisa dapat vaksin,” kata mahasiswa yang biasa dipanggil Aik tersebut.

Dalam kontrak awalnya, Pendekar Biru ini hanya akan bertugas selama sembilan bulan saja yaitu mulai bulan Maret sampai dengan November 2021. Namun, baik Hakima dan Mai maupun Aik, ketiganya sama-sama ingin supaya tim ini diperpanjang kontrak penugasannya. Apalagi mengingat bahwa COVID-19 belum hilang.

“Kader Pendekar Biru itu kader militan, Everytime everywhere, ” ucap Hatima dengan senyum sumringah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.