Perempuan

Menjadi Perempuan Produktif dan Berdaya di Tengah Pandemi COVID-19 dengan UMKM

Saat pembatasan sosial dilakukan dan semua orang diminta untuk tetap beraktivitas dari rumah demi memutus rantai penyebaran virus COVID-19, sebagian ibu rumah tangga berusaha untuk membantu perekonomian keluarga dengan menjadi perempuan yang berdaya dan tetap produktif di tengah pandemi terlepas dari berbagai peran yang diemban.

Published

on

Oleh: Rezky Dina Indasari

Pandemi COVID-19 yang masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020 dan sudah berlangsung hampir dua tahun ini sangat berdampak besar dan banyak mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi. Saat pembatasan sosial dilakukan dan semua orang diminta untuk tetap beraktivitas dari rumah demi memutus rantai penyebaran virus COVID-19, sebagian ibu rumah tangga berusaha untuk membantu perekonomian keluarga dengan menjadi perempuan yang berdaya dan tetap produktif di tengah pandemi terlepas dari berbagai peran yang diemban.

Sebelumnya, melalui webinar yang bertajuk Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera dalam rangka menyambut Peringatan Hari Ibu (PHI) yang diselenggarakan atas kerja sama Kemen PPPA dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada (25/11/20), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindaungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan dapat memberikan sumbangsih d­­­alam peningkatan pendapatan suatu bangsa, sehingga memengaruhi kemajuan negara. Selain berperan dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, selama pandemi COVID-19, kaum perempuan menjadi pahlawan ekonomi bagi keluarga. Peran dan keterlibatan perempuan dalam fungsi ekonomi keluarga akan berdampak pada kesejahteraan dan pemenuhan kesehatan keluarga.

Yulisa Fatmadani (39), salah satu ibu rumah tangga di Makassar, Sulawesi Selatan memulai usaha di bidang kuliner ketika pandemi melanda. Usaha yang ia geluti ini dimulai awal Oktober tahun lalu ketika suaminya dirumahkan akibat pandemi. Sebelumnya, perempuan yang akrab disapa Lisa ini pernah membuka usaha toko kelontong, namun di sekitarnya sudah banyak yang menjual barang campuran, jadi ia memutuskan untuk berhenti. Kemudian, ia memutar otak untuk mencari usaha yang bisa cepat dilakukan untuk membantu perekonomian keluarganya dan memilih bidang kuliner.

Lisa membuka kedai tepat di depan rumahnya dan menjual produk yang diambil dari jenama bakso yang sudah cukup terkenal di Makassar serta es teler yang dibuat sendiri.

“Saya punya pemikiran jika mengambil yang sudah punya nama, otomatis langganan sudah tau. Kalau baru mau memulai dengan kondisi berkejaran dengan kebutuhan, sementara orang belum tau ini bakso baru enak atau tidak. Makanya saya memilih untuk ambil franchise saja,” ucap Lisa ketika ditemui langsung di kedainya Jumat (29/10).

“Untung tipis tapi kalau lancar kan lumayan.” tambahnya.

Adapun suka duka yang dirasakan adalah daya beli yang menurun selama pandemi serta cuaca yang kurang menentu membuat usahanya terkadang sepi pelanggan.

Sedikit berbeda dengan Bu Lisa, Novia Eka Setiawati (31) seorang ibu rumah tangga yang juga terjun ke dunia bisnis kuliner di tengah pandemi COVID-19. Berawal dari memiliki kegemaran memasak, Ibu satu anak ini mencoba untuk memanfaatkan keahliannya tersebut dengan membuat produk makanan rumahan dan memasarkannya secara daring.

Novi memasarkan produk yang ia buat melalui instagram, Jumat (20/08/21).
(Sumber: instagram.com/dap.ur90)

“Di zaman digital seperti saat ini, dengan adanya internet memudahkan sekali untuk menjual dari rumah. Apalagi untuk ibu rumah tangga seperti saya yang juga mengurus dan mendampingi anak sekolah online,” tutur perempuan yang akrab disapa Novi ketika diwawancarai melalui sambungan telepon, Jumat (29/10/21).

Di samping itu, tantangan yang dirasakan adalah bagaimana cara menarik pelanggan karena ia membangun usahanya dari nol dan membuat jenama sendiri sehingga produk yang ia tawarkan belum banyak dikenal orang, namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus berusaha.

“Memang tidak gampang membuka usaha tapi tetap harus semangat, kalau gagal coba lagi,” ucap Novi.

Keduanya berharap pandemi ini segera berlalu dan kondisi perekonomian cepat pulih agar kehidupan dapat kembali berjalan normal seperti semula.

Segelintir kisah dari keduanya menjadi bukti bahwa perempuan mampu bertahan dan bangkit serta turut berperan aktif dalam menjawab tantangan pandemi COVID-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.