Anak

Selama Pandemi, Kreativitas Anak Usia Dini Alami Peningkatan

Tingkat kreativitas dan perkembangan individu anak usia dini cenderung meningkat selama pandemi Covid-19.

Published

on

Oleh: Rizki Mauladi

Bandung – Tingkat kreativitas dan perkembangan individu anak usia dini cenderung meningkat selama pandemi Covid-19. Pola pembelajaran di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan stimulasi dari orang tua ketika pandemi menjadi faktor utama dalam perkembangan anak sesuai dengan usianya.

Salah satu guru TK Ade Irma Suryani Bandung, Syara Aulia Hawa, mengatakan bahwa anak menjadi lebih kreatif ketika pembelajaran selama pandemi dilakukan. Meskipun adaptasi menjadi tantangan karena minimnya interaksi, anak dapat merasa senang dan tidak bosan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Guru berusaha membuat bahan ajar dengan lebih inovatif dan menarik agar anak didik tidak mudah merasa bosan.

“Banyak membuat eksperimen, eksperimen tentang gunung meletus, terus eksperimen perubahan warna, eksperimen membuat pelangi, terus misalnya membuat gelang sendiri/meronce, dan lain-lain,” ucapnya saat dihubungi secara daring (29/8).

Syara menjelaskan bahwa anak didik mendapatkan tugas yang dapat memicu tumbuh kembang anak sesuai dengan enam aspek perkembangan anak usia dini. Enam aspek perkembangan anak usia dini itu adalah nilai agama dan moral, kognitif, sosial emosional, bahasa, seni, serta fisik motorik. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua atau walinya di rumah, anak dapat mengeksplorasi kreativitasnya dari tugas yang diberikan oleh guru.

“Misalnya, untuk nilai agama dan moral, anak diminta membantu orang tua untuk membersihkan rumah. Itu kan nilai moralnya adalah membantu,” tambah Syara.

Syara mengatakan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam proses pembelajaran selama pandemi. Jika dibandingkan dengan guru, orang tua menjadi sosok yang paling sering melakukan interaksi dan melihat anak secara langsung. Oleh karena itu, koordinasi antara guru dan orang tua perlu dibangun dengan baik agar perkembangan anak sesuai dengan enam aspek perkembangan anak usia dini.

Sejalan dengan Syara, salah satu guru TK Kasih Ibu Majalengka, Lingga Tirana, mengatakan bahwa selalu muncul pemikiran dan ide kreatif anak yang terkadang tidak terpikirkan oleh orang dewasa. Meskipun begitu, dirinya tidak menampik bahwa ada beberapa anak yang kurang bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.

“Ada beberapa anak juga yang karena terlalu sering libur, jadi pembelajaran itu kurang semangat. Jadi kita harus nyiasatinnya dengan pembelajaran yang tidak selalu membaca dan menulis, tapi ada tentang menggambar, mewarnai, melipat, menggunting, menempel, kolase, montase, kayak gitu,” jelas Lingga saat diwawancarai secara daring (29/10).

Ketika pandemi, kata Lingga, anak selalu membuat karya seni sebagai tugas dari guru dengan tema-tema tertentu. Anak-anak dapat berkreasi dalam membuat karya seni tersebut sesuai dengan keinginannya masing-masing. “Kita bakal buat mobil-mobilan menggunakan barang-barang bekas, berkreasi membuat topeng,” tambahnya.

Peningkatan kreativitas individu anak tentu tidak terlepas dari peran orang tua. Terdapat banyak penelitian yang menyebut bahwa orang tua mengambil peran penting dalam capaian prestasi anak. Penelitian yang dilakukan oleh St.Adrianti dan Bonita Mahmud tahun 2021 menunjukkan hasil yang sama. School from home yang dilakukan selama pandemi berdampak positif pada peningkatan kemampuan anak dalam berkreativitas.

Peningkatan kreativitas dan perkembangan anak usia dini selama pandemi menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 bukan penghalang yang berarti bagi anak. Dengan dukungan orang tua dan gurunya, anak dapat melakukan berbagai hal positif di tengah keterbatasan karena pandemi.

https://liputaninklusif.net/wp-content/uploads/2022/01/Rizki-Mauladi_UGM_Multimedia-Audio.mp3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.