Anak

Pentingnya Ilmu Parenting di Tengah Tantangan yang Makin Besar

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, ilmu pengasuhan dan pendidikan anak pun berubah.

Published

on

Oleh : Anatasya Patricia Kilis

Parenting atau cara mengasuh dan mendidik anak semakin sering menjadi perbincangan publik, baik di ranah digital maupun percakapan lisan sehari-hari. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, ilmu pengasuhan dan pendidikan anak pun berkembang, sehingga mendorong banyak orang untuk menyuarakan arti penting parenting.

Salah satunya Adelene, seorang ibu rumah tangga sekaligus content creator yang berdomisili di Jakarta. Berawal dari amatan kurangnya kedisiplinan anak yang sering ia lihat, Adelene lebih aktif bersuara tentang isu parenting.

“Saya melihat banyak anak zaman sekarang yang, menurut saya, sudah hampir tidak ada disiplinnya. Anak kecil bisa lebih galak dari orangtua atau pengasuh. Bahkan sepertinya orangtua diatur oleh bayi. Dari situ saya lihat bahwa perlu “sosok” yang menyuarakan pentingnya parenting yang benar. Kuncinya balanced discipline, tentang bagaimana kita sebagai orangtua disiplinkan anak tanpa mereka merasa terancam atau tidak dikasihi. Menurut saya, banyak orangtua muda yang tidak mengerti ini,” jelasnya dalam wawancara melalui direct message di Instagram (14/12).

Dalam instagramnya, ia menyajikan testimoni edukatif seputar parenting, bagaimana memenuhi kebutuhan fisik juga emosional anak, hingga menerapkan nilai-nilai yang baik untuk menjadi pegangan hidup serta mencapai potensial diri.

Akun Instagram Adelene

Sejak awal pendemi hingga saat ini, Adelene selalu membagikan pengalaman tantangan seputar parenting yang dialami hingga upayanya mengatasi hal tersebut dengan harapan dapat menginspirasi orangtua lainnya.

Menargetkan pasangan muda sebagai prioritas tujuannya, hal penting yang turut diangkat yakni bahwa tidak semua penerapan ilmu parenting dituntut sempurna. Menurutnya, konsistensi dan kerjasama pasangan merupakan hal yang sangat penting.

Sementara, Muhammad Faksi, seorang anak muda yang turut memberikan perhatiannya pada isu pengasuhan anak. Dalam platform di website,akun Instagram serta kanal Youtube Tuturmama.id, ia berbagi informasi tentang berbagai penelitian terkait parenting.

Media sosial Tuturmama.id

Berawal dari bisnis pemasaran produk anak yang kebanyakan berinteraksi pada segmen ibu, Muhammad Faksi tergerak ikut serta mengedukasi para orangtua tentang parenting.

“Berangkat dari memasarkan produk anak-anak, dari situlah muncul kesadaran akan turut bertanggungjawab menyadarkan para orangtua terkait hal-hal yang menyangkut parenting. Lalu ada keinginan untuk punya media sendiri yang sifatnya intens spesifik tentang parenting,” tuturnya dalam wawancara melalui WhatsApp (15/12).

Menunjukan edukasinya pada first mom yang dirasa sangat membutuhkan wawasan parenting, Muhammad Faksi menyajikan data hasil riset jurnal dalam bentuk tulisan hingga rubrikasi dengan fokus besar pada kesehatan mental anak.

Yang penting bukan soal kuantitas, melainkan kualitas bersama anak

Sementara itu, Ratih Zulhaqqi, seorang psikolog anak, mengungkapkan bahwa menemani anak dalam proses tumbuh kembangnya adalah tanggung jawab penting orangtua. Meski hadir sebagai orangtua, hal ini tak serta-merta berarti bahwa orang dewasa tersebut memiliki hak penuh terhadap kehidupan si buah hati.

Potret Ratih dalam sebuah event Playdate yang digelar oleh @kalcare X @morinagaplatinum (sumber : akun instagram @ratihzulhaqqi)

“Walaupun dia anak kita, anak itu punya hidupnya sendiri. Jadi orangtua ibarat sebagai fasilitator, mediator, supervisior yang membersamai anak agar mereka bisa punya kehidupan yang berkualitas, sehingga ke depannya dia menjadi orang dewasa yang punya banyak kualitas dan karakter positif,” jelas Ratih. 

Seiring perubahan zaman, pandangan terhadap fokus parenting turut berubah. Jikalau beberapa tahun silam, parenting kebanyakan diperhatikan soal kuantitas, seperti sebanyak apa waktu yang dihabiskan bersama anak, saat ini tantangannya lebih ke aspek kualitas.

Terlebih di waktu pandemi, ketika pekerjaan orangtua sampai dengan aktivitas belajar anak lebih banyak dikerjakan dari rumah, membawa waktu lebih banyak dihabiskan bersama, namun belum tentu kualitas membersamai anak dapat dicapai.

Ia mengungkapkan, selama pandemi, klien konsultasinya meningkat. Kasus paling banyak yang ditemukan dalam ruang konselingnya bersama para orangtua yaitu kekerasan mereka terhadap anaknya. Mulai dari kekerasan verbal maupun fisik. Peralihan situasi memberi pengaruh besar bagi penyesuaian orangtua pada anak.

“Lingkungan rumah yang harusnya jadi lingkungan paling aman buat anak, tapi selama pandemi ini justru jadi lingkungan yang tidak aman, karena kebanyakan anaknya diomelin bahkan banyak yang melakukan serangan secara fisik. Di masa pandemi kasus seperti itu cukup banyak saya temukan pada ruang konsultasi. Mencoba memahami adaptasi suasana keluarga pada pandemi, membawa saya pada pandangan, yang jadi masalah saat ini bukanlah time management, melainkan life management,” ungkap Ratih.

Edukasi Parenting dalam Digitalisasi

“Menurut saya, orangtua zaman sekarang adalah orangtua yang cukup melek secara teknologi, mau tidak mau. Karena kita hidup di dunia yang serba digital, namun digitalisasi jangan membuat kita jadi terlena, life is in your hand tapi tetap harus ada batasan,” imbuhnya.

Era digital memudahkan setiap orangtua membagikan, mengakses dan mendapatkan tip bahkan pengetahuan parenting berdasarkan pengalaman ataupun teori. Ratih pun merupakan salah satu yang membagikan edukasi terkait.

Akun Instagram Ratih Zulhaqqi

Perannya sebagai seorang ibu dan kesempatan memahami hal ini secara akademis membawanya turut membagikan pengalaman dan pengetahuan tersebut.

Namun, poin penting yang diimbau Ratih dengan kemudahan penerimaan informasi adalah  pemaknaan informasi yang diterima tiap orangtua, meninjau kembali apakah informasi yang diterima akan baik hasilnya jika diterapkan dalam membimbing anak.

“Menggunakan media sosial untuk memperkaya pengetahuan tentang parenting adalah hal yang baik, bagus banget, tapi harus benar-benar dimaknai dan dilihat aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, apakah sesuai dengan kemampuan dia. Kadang perlu inovasi dan penyesuaian khusus dalam penerapannya, karena tidak semua tipe pengasuhan bisa diterapkan ke semua anak, kita harus melihat talenta anak, kekurangan dan kelebihan dia,” ucapnya.

Parenting bukan tren

Menurut Ratih, masih banyak warga secara umum yang acuh terhadap pentingnya penerapan ilmu parenting.

“Banyak di ruang konseling yang menyampaikan bahwa ‘orangtua saya zaman dulu jauh lebih keras daripada saya ke anak saya, tapi buktinya sekarang saya baik-baik saja,’. Kalau secara fisik pasti sehat ya, tapi kita tidak tahu secara emosi hingga kepercayaan dirinya. Terkadang justru ada beberapa orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang membawa luka yang mungkin membuat emosinya tidak stabil, lalu menunjukan diri tidak sesuai kemampuan yang dia punya.Tapi ini tak berarti menilai pengasuhan pada zaman sebelumnya adalah salah, hanya saja zaman ke zaman pasti ada perubahan,” jelasnya.

Milestone, serangkaian tahapan atas masa tumbuh kembang anak, adalah acuan pola asuh yang akan membawa kita pada wawasan tugas perkembangan anak sesuai usianya, agar bimbingan yang kita berikan tidak melampaui kemampuan bagaimana seharusnya ia dituntun.

Milestone anak merupakan hal yang harus diperhatikan. Banyak orangtua yang melakukan dorongan pengasuhan berdasar pada pencapaian anak orang lain. Acapkali orangtua berupaya menerapkan ilmu parenting dengan mengejar gengsi tanpa memahami dasar motivasi.

Di samping itu, kesadaran terhadap kerjasama orangtua merupakan hal utama dalam upaya mencapai aktualisasi parenting.

“Di Indonesia masih sangat kental dengan anggapan bahwa yang melakukan pengasuhan hanya ibu, padahal sebenarnya ayah pun memiliki peran yang efeknya sangat besar. Melakukan pengasuhan memang tidak mudah, tapi selama bisa mempelajari dan membangun kerjasama bersama pasangan, ilmu parenting dapat terwujudkan dengan baik,” kata Ratih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.