Anak

Ukir Prestasi di Masa Pandemi, Begini Cerita Anak PERPANI Madiun

MADIUN – Teriknya panas matahari, tidak menyurutkan semangat Salwa membidikkan busurnya ke papan target. Srettt… Sempurna! Poin 10! Arief Susilo, pelatihnya, mengacungkan jempol.

Published

on

Oleh: Nimas Safira Widhiasti Wibowo

MADIUN – Teriknya panas matahari, tidak menyurutkan semangat Salwa membidikkan busurnya ke papan target. Srettt… Sempurna! Poin 10! Arief Susilo, pelatihnya, mengacungkan jempol.

Salwa, gadis yang baru berusia 15 tahun itu telah mendulang 32 medali dari berbagai kompetisi panahan di tingkat provinsi maupun nasional yang ia ikuti, 7 di antaranya merupakan medali emas. Bahkan, yang terbaru ia berhasil menjadi anggota Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Panahan Provinsi Jawa Timur. 

Dalam wawancara pada (29/10), Salwa dengan gembira bercerita olahraga memanah sudah ia geluti sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Kendati demikian, ia mengaku awalnya hanya ikut karena ingin coba-coba.

“Aku ikut klub panahan karena ada ekstrakurikuler di sekolah. Awalnya sih biasa-biasa aja, tapi akhirnya diikutkan lomba di Ponorogo Open. Alhamdulillah. Waktu itu dapat juara 2. Terus, ya udah lanjut sampai sekarang.” 

Dengan nada mantap, ia melanjutkan, “kalau seminggu aja nggak latihan, malah rasanya ada yang kurang.”

Saat ditanya siapa saja teman yang kerap menemaninya saat latihan, dengan lantang gadis itu menjawab semua. “Semua seperti keluarga,” ujarnya.

Lalu fokus teralihkan, kegiatan Salwa tadi diikuti 10 siswa lainnya secara bergantian. Ada yang bidikannya berhasil masuk ke zona kuning, ada yang hanya menancap di zona hitam, bahkan ada pula yang bidikannya lost (keluar dari target). 

Salwa berseru dari balik masker, menyemangati teman-temannya. Mereka terlihat gembira, sambil sesekali berkelakar lucu.

Suasana latihan di lapangan PERPANI Kota Madiun (28/10) (Dokumen pribadi penulis).

Kegiatan ini lumrah ditemui setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu di Lapangan Panahan PERPANI Kota Madiun. Berbagai kalangan usia, mulai dari TK hingga pekerja yang tergabung dalam klub Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) Kota Madiun memenuhi lapangan latihan.

PERPANI Madiun didirikan 12 tahun yang lalu, Arief Susilo salah satu penggagasnya. Tujuannya adalah mengembangkan olahraga panahan di Kota Madiun. Sejak saat itu, komunitas ini mulai berkembang dan melahirkan atlet-atlet panahan yang luar biasa. Saat ini, PERPANI Madiun memiliki anggota sebanyak 45 orang dari berbagai kalangan usia. Dengan rincian, 30 atlet berusia di bawah 17 tahun dan 15 atlet berusia dewasa.

Seorang atlet berfokus membidik sasaran ke arah target (Dokumen pribadi penulis).

Arief Susilo, sang pelatih, menyebut bahwa seluruh anak didiknya diberi pelayanan yang sama dan tanpa pandang bulu.

“Anggota kami berasal dari berbagai kalangan. Tetapi paling banyak anak SD, SMP, SMA karena memang itu usia-usia golden era,” ujarnya.

Pada usia-usia tersebut perlu ada bimbingan dan perhatian khusus, karena memang mereka dalam proses pencarian jati diri. Apalagi di masa pandemi, kesehatan mental mereka pasti sedikit tertekan karena harus sekolah daring dari rumah.

Lebih lanjut, Arief mengaku dalam latihan memanah yang paling penting adalah fisik dan perasaan semangat. “Yang paling penting dalam sesi latihan adalah fisik. Jadi sebelum mulai (latihan) harus dilakukan pemanasan dulu. Biasanya di sesi pemanasan ini kita built-up semangat anak-anak, sering dikasih wejangan (nasehat) tentang panahan atau permasalahan lain,” ungkapnya.

Di masa pandemi, Arief mencoba tidak hanya mempersiapkan anak secara fisik saja, tetapi juga mentalnya.”Problem anak-anak sekarang kan terkait sopan santunnya kurang. Apalagi sudah lama mereka nggak ketemu orang karena pandemi. Disini saya sebagai pelatih dan juga orang tua di lapangan selalu membimbing anak-anak, kalau ada yang salah ya kami beritahu,” lanjut Arief.

Arief berpendapat hal itu dilakukan untuk membentuk mental anak menjadi atlet sejati. Seperti yang dirasakan oleh Clevera (10), ia merasa PERPANI sudah seperti rumah keduanya sejak dua tahun lalu, saat pertama kali ia bergabung.

“Aku seneng banget di sini, bisa ketemu temen-temen. Meski aku belum pernah ikut kejuaraan panahan di luar, tetapi PERPANI Madiun sering mengadakan kejuaraan panahan internal. Alhamdulillah, kemarin aku dapat juara 1 di cabang 20 meter,” ujarnya dengan mata berbinar.

Pengadaan lomba panahan internal ini jatuh pada tanggal 25 Oktober 2021 dalam rangka memperingati ulang tahun PERPANI Madiun ke-12. Tujuannya untuk melatih mental siswa dan memberikan reward kepada siswa yang berhasil mendapatkan juara. Pasalnya di tengah pandemi COVID-19, banyak kejuaraan panahan dari luar kota yang harus ditunda.

Di akhir, seluruh siswa PERPANI mengungkapkan harapannya agar pandemi COVID-19 segera berakhir agar mereka dapat menunjukkan taringnya di berbagai kejuaraan panahan di tingkat provinsi maupun nasional.

“Aku nggak sabar untuk segera ikut berbagai pertandingan panahan lagi,” ujar Salwa dengan penuh semangat (NSW).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.