Perempuan

Tantangan Orang Tua di Manado saat Pembelajaran Daring

Published

on

Oleh: Debora Natalie Ngadiman


Ketika anak harus belajar dari rumah, tugas dan peran orang tua di rumah pun bertambah, yang awalnya bekerja dan mengurus rumah, sekarang mendampingi anak belajar di rumah.

Foto saat siswa-siswi SMP Katolik St. Rafael Manado belajar secara Daring
(Sumber: foto milik Henny L. Tayu)

Kebanyakan peran tersebut diemban oleh ibu, meskipun sesungguhnya tugas tersebut juga bisa dilakukan oleh ayah. Salah satu ibu yang melakukan peran tersebut adalah Oline Winokan, yang memiliki dua anak usia sekolah..

“Di saat anak kurang mengerti materi yang diberikan, maka sebagai orang tua harus berusaha menjelaskannya dengan baik,” ujar Oline dalam wawancara melalui Whatsapp Rabu, (27/10/2021).

Dia juga menambahkan pengalamannya di saat mendampingi anaknya sekolah daring “Di satu sisi senang karena bisa lebih dekat dengan anak, juga dapat mengingat kembali pelajaran waktu sekolah dulu. Di lain sisi harus sabar dengan sifat anak yang kadang tidak fokus belajar,” tambahnya.

Selain perubahan dan pengalaman yang di dapatkan saat mendampingi anak belajar daring, Oline juga mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang di alaminya.

“Pertama, di saat menyuruh anak untuk belajar tetapi anak lebih memilih bermain game. Kedua, kuota yang kurang memadai dan juga jaringan yang menyulitkan anak untuk mengikuti zoom,” ungkap Oline.

Dia juga menambahkan bagaimana ia mengatasi kesulitan yang di alaminya “Mengendalikan diri dan lebih memahami sifat anak agar anak mau belajar,” kata Oline.

Di Kota Manado pembelajaran tatap muka terbatas terhitung mulai dilakukan lagi pada 1 Oktober 2021, setelah setahun lebih terhenti karena pandemi Covid-19. Proses belajar di kelas yang diizinkan hadir hanya 50% dari total siswa seluruhnya dan harus ada surat izin dari orang tua serta mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Senada dengan Oline Winokan, Lanny Wongkar yang juga memiliki dua orang anak yang masih Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia menceritakan pengalamamnnya saat mendampingi anak sekolah daring.

“Dengan situasi saat ini sebagai orang tua kiranya dapat memberikan arahan, dan mendampingi anak-anak belajar dari rumah walaupun terasa berat,” ungkap Lanny dalam wawancara Via Whatsapp Kamis (28/10/2021).

“Mendampingi anak-anak belajar dari rumah disertai dengan buku dari sekolah atau pun dari media sosial agar anak-anak tidak ketingalan pengetahuan,” tambahnya.

Lanny juga mengatakan bahwa “Di saat masa pandemi memang ada rasa khawatir bila anak-anak ke sekolah karena belum berakhirnya pandemi Covid-19 ini, namun dengan belajar secara online biasanya sebagai orang tua bertambah tugas mendampingi anak-anak belajar dari rumah dan sering merasa kewalahan,” jelas Lanny.

Lanny juga mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya saat menemani anak-anak sekolah daring.

“Biasanya kesulitan dalam mengatur waktu antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk mendampingi anak-anak belajar, dan sering terjadi kesulitan jaringan internet,” ungkap Lanny.

Selain mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya, Lanny juga mengatakan bagaimana ia mengatasi kesulitan-kesulitan yang didapati.

“Sering saya mengatasi jika ada kendala dalam mendampingi mereka belajar jika ada kesulitan dalam pelajaran maka belajar dari youtube atau dari media sosial lainnya,” kata Lanny.

Lanny juga menambahkan dampak positif yang ia dapatkan selama anak-anak sekolah dari rumah.

“Banyak dampak positif yang didapat yaitu kita memiliki banyak waktu saat mendampingi anak-anak belajar bersama dengan kita dan juga mendapat pengetahuan yang kita belajar bersama, baik dari media sosial atau pun dari buku-buku yang diberikan dari sekolah,” tutup Lanny.

Henny L. Tayu selaku Kepala Sekolah SMP Katolik St. Rafael Manado mengatakan anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan perhatian bahkan bimbingan dari orangtua dalam belajar di masa pandemi ini.

“Peran orang tua dalam mendampingi anak-anak belajar daring di masa pandemi sangatlah penting. Secara langsung orangtua bisa mengamati proses pembelajaran, kemampuan anak untuk menyerap pembelajaran serta mengembangkannya, mengamati perkembangan emosi anak, serta bisa mendukung secara moril, perhatian dan mendorong untuk lebih maju dan mampu,” kata Henny dalam wawancara Via Messenger Sabtu, (6/11/2021).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.