Difabel

Tak Surut Juang Prestasi Siswa SLBN 2 Banjarmasin

Tantangan anak difabel dalam memperoleh pendidikan dan fasilitas yang layak sebenarnya lebih sulit dibandingkan dengan anak sekolah umum lainnya, tak terkecuali siswa SLBN 2 Banjarmasin.

Published

on

oleh : Muhammad Akmal (Universitas Lambung Mangkurat)

Tantangan anak difabel dalam memperoleh pendidikan dan fasilitas yang layak sebenarnya lebih sulit dibandingkan dengan anak sekolah umum lainnya, tak terkecuali siswa SLBN 2 Banjarmasin. Di tengah fasilitas pendidikan yang masih belum sepenuhnya lengkap, tak menghalangi mereka untuk terus semangat dalam berprestasi. Semangat juang mereka tidak sia-sia dengan berhasilnya beberapa siswa SLBN 2 Banjarmasin meraih prestasi dalam berbagai bidang.

Dalam rangka menyelenggarakan pembelajaran yang efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, fasilitas merupakan hal mendasar. Hal inilah yang menjadi motor penggerak utama SLBN 2 Banjarmasin untuk terus berbenah.

“Pada dasarnya semua sekolah harusnya memfasilitasi semua anak dalam hal pendidikan. Namun, muncul kendala keterbatasan mengajar karena sekolah umum tidak difasilitasi penunjang untuk mengajar anak berkebutuhan khusus, sehingga untuk mengatasi hal ini muncul lah SLB,” ungkap Mulyadi, Kepala Sekolah SLBN 2 Banjarmasin pada Kamis (28/10/2021).

Dalam hal sarana dan prasarana, Mulyadi menambahkan bahwa untuk saat ini terdapat ruang kelas untuk SD, SMP, dan SMA serta ruangan untuk pembelajaran vokasi yang beragam dan cukup lengkap.

“Untuk sekarang fasilitas masih coba untuk terus dilengkapi, tidak semua sudah ideal, terdapat ruang kelas yang berada di lantai dua dan aksesnya belum mudah untuk anak berkebutuhan khusus karena hanya terdapat tangga konvensional. Untuk mengatasinya, kami melakukan pembagian kelas” tambahnya.

Untuk tenaga pengajar sendiri SLBN 2 Banjarmasin memiliki mayoritas pengajar yang sudah kompeten, seperti yang diungkapkan salah satu guru SLBN 2 Banjarmasin, Sutrimah.

“Untuk guru pengajar di sini 50 % lebih itu lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), otomatis sesuai dengan sekolah ini. Beberapa guru yang tidak juga mendapat program pelatihan-pelatihan tentang cara mengajar untuk anak berkebutuhan khusus, sehingga ilmunya bisa disebarkan dengan guru yang lain” ungkapnya, Kamis (28/10/2021).

Terkait pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, di SLBN 2 Banjarmasin mempunyai sistem pembelajaran yang menarik untuk mengasah kemampuan peserta didik di luar pembelajaran akademik. Terdapat beberapa ekstrakurikuler yang menunjang bakat peserta didik.

“Dalam Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017, struktur kurikulum untuk SMA LB mempunyai 42 jam pembelajaran per minggu, tetapi untuk akademik hanya 18 jam dan 24 jam untuk vokasi. Untuk SMP LB mempunyai 28 jam pembelajaran per minggu, tetapi untuk akademik 20 jam dan vokasional 18 jam. Sedangkan untuk SD LB mempunyai 30 jam pembelajaran per minggu, tetapi untuk akademik 18 jam dan pra karya 12 jam” ungkap Mulyadi.

Dalam hal prestasi peserta didik, SLBN 2 Banjarmasin mempunyai beberapa prestasi yang membanggakan baik tingkat provinsi, nasional, dan internasional.

“Untuk lukisan sendiri siswa kami yang bernama Ema Salma dari kelas 7 SMP tuna rungu berhasil menjadi juara 1 nasional dalam ajang lomba keterampilan siswa nasional (LKSN) dan berkesempatan mengikuti kompetesi berikutnya untuk mewakili Indonesia di ajang internasional. Selain itu, siswa kami juga berhasil memenangkan kompetesi di bidang lain seperti menari dan kreya kayu” ungkap salah seorang guru Faridah, Kamis (28/10/2021).

Dalam hal pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik, salah satu siswa tuna rungu SLBN 2 Banjarmasin, yaitu Aurilda Rizky Ariyani menyebutkan bahwa cara mengajar guru sangat menyenangkan dan mudah dipahami.

“Saya senang belajar di sini, gurunya bagus menjelaskan dan membuat saya fokus belajar” ungkapnya, Kamis (28/10/2021).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.