Anak

Tantangan Tumbuh Kembang Anak di Bengkulu Selama Pandemi

yang juga menyerang anak membawa tantangan yang tidak mudah bagi banyak orangtua di Provinsi Bengkulu. Mereka bukan hanya memikrikan kesehatan fisik anak, tapi juga kesehatan mental dan tumbuh kembang anak.

Published

on

Oleh: Alpha Sadri

Bengkulu – Covid-19 yang juga menyerang anak membawa tantangan yang tidak mudah bagi banyak orangtua di Provinsi Bengkulu. Mereka bukan hanya memikrikan kesehatan fisik anak, tapi juga kesehatan mental dan tumbuh kembang anak.

Sampai hari Sabtu (23/10/2021), tercatat total 23,086 warga Provinsi Bengkulu yang terkena Covid-19 https://covid19.bengkuluprov.go.id/Databengkulu/filepdf/443,

Meningkatnya jumlah anak-anak yang terpapar Covid-19 membuat orangtua harus semakin waspada. Orangtua diimbau tidak mengajak anaknya beraktivitas keluar rumah guna menghindari penularan. Namun, bagaimana dampaknya terhadap tumbuh kembang jika anak hanya beraktivitas di rumah saja?

Abul Khair, seorang spesialis dokter anak di Kota Bengkulu, mengatakan hanya berdiam di rumah memang akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Terutama pola perilaku anak, seperti rasa kecemasan juga meningkat.

“Melihat beberapa studi yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tentang tumbuh kembang anak, pandemi Covid-19 memang berdampak pada hal itu,, terutama pada perilaku anak dan kecemasan juga meningkat,” kata Abul Khoir (23/10/2021).

Masalah-masalah psikologis tersebut khususnya akan muncul pada anak usia prasekolah dan sekolah. Sebab, anak di usia tersebut memang sudah seharusnya mengenali lingkungan di luar rumah dan bermain dengan teman sebaya.

Menurut Asniar (35) selaku orang tua yang memiliki dua anak yang salah satunya bersekolah di SD Negeri 37 Kota Bengkulu, sering mengaja anak bermain di luar rumah menjadi upaya untuk menjaga kesehatan mental anak.

Ia menyadari, bermain dengan orang dewasa memang tidak bisa menggantikan pengalaman anak bermain bersama teman sebayanya.

Namun, hal ini setidaknya tetap bisa membantu tumbuh kembang anak.

“Stimulasi sebenarnya bisa diberikan di dalam rumah oleh kami selaku orangtua, orang dewasa lain, atau kakaknya, tapi sosialisasi dengan teman sebaya yang memang terkendala,” kata Asniar (24/10/2021)

Ia juga menilai, anak-anak bisa diajak bermain di sekitar lingkungan rumah, tetapi tetap dalam pengawasan orangtua.

Jadi, jika bertemu dengan teman sebayanya, anak-anak tetap bisa saling menyapa tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.

“Jadi kalau dia di teras ada anak lain yang lewat bisa memperkenalkan. Tidak berdekatan, tidak bersentuhan, hanya diperkenalkan itu ada anak lain. Usianya sama, Dadah-dadah dari jauh. ,” kata Asniar.

Bagi Asniar ketika anak bermain dengan teman sebayanya insting dan perkembangannya juga akan berkembang

Selain bermain di luar rumah, kebutuhan anak untuk bersekolah juga kini terganggu akibat pandemi Covid-19

Bagi Asniar, orangtua harus terus mendampingi putra-putrinya selama sekolah daring berlangsung.

“Kalau anak SD bisa mengikuti walau harus didampingi. Ibunya harus belajar lagi. Itu yang cukup sulit buat orangtua di rumah,” katanya.

Jeki (37), suami Asniar, melihat tumbuh kembang anak sebenarnya akan lebih bisa berkembang saat dia bersekolah.

“Proses sekolah secara langsung lebih mumpuni dalam mengembangkan pola perilaku dan tumbuh kembang anak karena di sekolah anak-anak bisa belajar dan bermain dengan teman sebayanya dan juga pastinya diawasi oleh guru yang dalam proses pembelajarannya,” kata Jeki.

Ia juga sangat menyayangkan akibat pendemi Covid-19 belum berakhir, dia sebagai seorang ayah melihat adanya hambatan dalam tumbuh kembang anak.

“Karena adanya pandemi ini kami sebagai orang tua melihat ada tantangan lebih saat mengawasi dan memantau tumbuh kembang anak,” katanya

Tetapi, hampir seluruh sekolah yang ada di Provinsi Bengkulu sekarang ini melaksanakan pembelajaran tatap muka dimulai sejak bulan September lalu dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan proses pembelajaran hanya di ikuti 50 persen dari total siswa secara bergantian.(AL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

Copyright © 2021 Liputan Inklusif.